Latest Updates

Produksi Buah di Semarang Merosot Tajam

Produksi Buah di Semarang Merosot Tajam

Sejumlah pengunjung ketika akan menikmati buah durian di Kampung Durian, Magelang, Jawa Tengah. Tempo/Olivia Lewi Pramesti

TEMPO.CO, Semarang - Saat ini produksi buah di Semarang, Jawa Tengah, merosot tajam akibat gangguan iklim dan cuaca. Penurunan produksi terbesar terjadi pada durian, mangga, dan jambu air merah. “Saat ini baru memproduksi kurang dari 30 persen dari jumlah sebelumnya,” kata Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Rusdiana, Jumat, 1 November 2013.

Dia menjelaskan, durian yang ditarget mampu berproduksi hingga 24.434 kuintal pada tahun ini baru menghasilkan 9.618 kuintal. Padahal produksi durian pada 2012 mencapai 27.549 kuintal. Puncak panen durian berlangsung dari Desember 2013 hingga Februari 2014. “Tapi cuaca saat ini tak menentu, dikhawatirkan puncak produksi durian tak mampu melebihi target,” ujarnya.

Penurunan produksi buah lokal di Kota Semarang juga terjadi pada mangga dan jambu air merah. Mangga saat ini baru menghasilkan 1.952 kuintal dari target akhir tahun mencapai 11.837 kuintal.  “Padahal mangga di Kota Semarang tahun lalu mampu memproduksi hingga 13.330 kuintal,” katanya.

Sedangkan jambu air merah yang berhasil dipanen saat ini sebanyak 710 kuintal dari target panen 1.844 kuintal. “Padahal jambu air itu bisa berbuah di segala musim, namun hasilnya justru jeblok,” katanya. Jambu air merah itu merupakan komoditas yang baru dikembangkan oleh Dinas Pertanian bersama petani setempat. Buah itu mudah ditemui di kawasan Genuk, yang selama ini menjadi sentral produksi.

Sugeng, pedagang buah di Pasar Johar, Kota Semarang, mengatakan kini kebutuhan buah banyak dipasok dari daerah lain. Banyaknya pasokan menyebabkan harga buah jatuh. “Mangga banyak membanjiri pasar, harganya anjlok dari Rp 19 ribu pada tiga hari lalu sekarang Rp 15 ribu per kilogram,” kata Sugeng.

Sejauh ini, durian yang ada di pusat buah Pasar Johar masih mengandalkan pengiriman dari Sumatera. “Kalaupun ada durian asli Semarang, itu sedikit, karena panen raya sekitar satu setengah bulan lagi,” katanya. Durian asal Sumatera rata-rata dijual Rp 20 ribu per butir dengan ukuran sedang, sedangkan sisanya masih didominasi durian impor.

EDI FAISOL


View the original article here

0 Response to "Produksi Buah di Semarang Merosot Tajam"