INILAH.COM, Kairo - Sejak kekacauan melanda Mesir dengan kudeta militer terhadap presiden Morsi, pendidikan di Mesir menjadi terabaikan. Sekolah-sekolah Mesir kewalahan mempertahankan kelas mereka dan para orangtua frustasi karena terpaksa mengandalkan guru privat.
Satu sekolah di Kairo selatan, terdapat 90 siswa duduk di kelas yang sebenarnya dibangun untuk 40 siswa. “Kondisi kami jadi sangat sulit. Saya punya begitu banyak siswa di kelas dan saya tidak bisa memberi mereka perhatian yang cukup karena mereka sangat banyak," kata guru matematika Hanna Ahmed .
Kondisi pendidikan Mesir yang memprihatinkan tertuang dalam laporan Global Competitiveness Report yang dirilis bulan September. Laporan itu juga menggambarkan kondisi pendidikan dasar di 148 negara. Laporan Global Competitiveness membuat pejabat Mesir mengakui banyak masalah pendidikan di negara mereka.
"Ada banyak masalah besar dan mendasar di sistem pendidikan Mesir tak hanya karena pergolakan politik beberapa tahun ini," Mahmud Abul Nasr, Menteri Pendidikan dalam pemerintahan sementara Mesir kepada AFP dan dikutip oleh al-Arabiya, Jumat (1/11/2013)
Pendidikan gratis adalah pilar reformasi populer yang dilakukan oleh Presiden Gamal Abdel Nasser pada 1950-an dan 1960-an. Tapi selama puluhan tahun, pendidikan -seperti pelayanan publik lainnya- telah menjadi sasaran pengawai negeri Mesir untuk korupsi. Banyak kurikulum sudah usang, jarang ada training bagi para guru, dan gaji guru relative rendah. Para guru juga mengeluhkan hasil ujian siswa sangat menurun.
Pemerintahan Hosni Mubarak selama 30 tahun memunculkan banyak sekolah swasta dan asing yang menyasar keluarga kaya. Sekolah negeri yang bermutu menyusut jumlahnya dan menjadi prioritas kedua dalam system pendidikan Mesir. Kondisi ini membuat cita-cita Abdel Nasser untuk menwujudkan pendidikan bagus di Mesir menjadi pudar.
"Sistem pendidikan kini sangat buruk dan saya terpaksa mengambil kelas privat untuk anak-anak saya," kata Hanan Atta, yang mendaftarkan anak-anaknya di sekolah negeri. Ia menambahkan bahwa kondisi pendidikan sekarang jauh lebih buruk dibanding saat dia bersekolah.
Atta juga mengatakan bahwa dia harus membayar 2.000 Mesir (US$290 atau sekitar satu juta rupiah) per bulan untuk les privat anak-anaknya dalam berbagai mata pelajaran. "Ini beban besar pada anggaran rumahtangga, tapi saya tak punya pilihan. Saya ingin pendidikan anak-anak berstandar baik," katanya.
0 Response to "Pendidikan Jadi Hal Sulit di Mesir"
Posting Komentar